Waktu
luang yang sebetulnya membuat aku bisa berfikir dan flashback ke masa masa
indah antara aku dan tonny…
Yah…di
kamar inilah aku selalu menunggu kedatangan Tonny.
“Tidak….Demi
Tuhan …Sinta…aku mohon maaf ,aku tidak menginginkannya untuk saat ini”
“Tolong
aku Sin,” kata Tonny sambil berlutut memohon padaku….
“Aku
tidak peduli apa kau mau bertanggung jawab atau tidak..tapi aku akan tetap pada
pendirianku”
“Baik
kalau itu maumu…aku tidak bisa memaksa…tapi tolong juga kau mengerti posisiku”
Satu
Bulan berlalu semenjak kepergian Tonny….dan aku sendiri harus siap untuk
melahirkan tanpa kehadiran Tonny.
Tak
terduga 2 bulan setelah kehamilanku..aku menerima email dari sahabat Gay ku
,Barli…di Jepang..dia akan datang minggu depan.
“Aduh
Sintaaaaaaaaaaa !” aku terhenyak oleh
teriakan Barli kala aku menjemputnya di Soekarno Hatta Airport
Barli
adalah sahabat Gay ku kala masih kuliah dulu…sifatnya yang luwes dan kewanita
wanitaan yang selalu membuat aku merasa nyaman untuk berbagi cerita.
“Aku
akan Menikahimu”…aku kaget ketika Barli ingin melamarku …
“Kau
gila…kau kan
tidak menyukai wanita “…
“Apa
itu masalah ?” kata Barli…”Aku memang tidak bisa mencintai wanita selayaknya
pria sejati tapi aku tidak ingin sahabatku hamil tanpa punya pendamping “
“Apa
salahnya jika aku menikahimu sampai bayi itu lahir…dan sesudah itu kita bisa
bercerai “.
Dua
hari kemudian aku membuat keputusan akan
menikah dengan Barli .
“Aku
terkesan dengan gaya
Barli memperlakukanku…diam diam aku mulai mencintainya…Hah…aku mencintai laki
laki Gay….
Mungkinkah
itu….
Tak
terasa waktu berlalu dengan cepat….perutkupun mulai membuncit dengan
bertambahnya 6 bulan kandunganku…
Yah
sekarang kandungan ku sudah 8 bulan…
Persiapanpun
sudah kulakukan menjelang kelahiran anakku…
Tidak
ada keluarga yang tau tentang kehamilan dan pernikahanku dengan Barli…aku
menutupinya dengan rapat…
Hampir
1 thn ini aku hanya berkirim kabar lewat tlp dengan keluargaku di Solo.
Ternyata
kehamilan ini membuatku segan untuk kemana mana…dan dengan iklasnya kulepaskan
pekerjaanku…
Menjelang
kelahiran….”Aku ragu dan takut “
Aku
menunggu dengan tetap tidak tenang
“Tidak
usah banyak mikir Sin…Aku akan tetap disampingmu,swear ..!!
Sungguh
kata kata itu begitu manis di telingaku tapi kenapa harus Barli bukan Tonny…
Gelap…bayangan
Dokter…..gunting dan pencapit terus menghantuiku..
Tangisan
bayipun menggema …
Aku
lemas dan pasrah…aku tersentak …
“Bu
selamat…bayinya sehat dan wanita…”
Amin
…ya rabal alamin…aku kini menjadi wanita seutuhnya…aku menjadi seorang ibu….
Sekitar
lima belas
menit setelah aku terpulas …Barli membangunkan ku…Dari sorot matanya tampak
damai di hatinya…
“Sin…aku
merasa aku menjadi seorang bapak”…..
“Sorry
Bar….aku sudah banyak menyusahkanmu….kini kau bisa menceraikanku…kapanpun kau
mau “
“Tidak”,
Jawab Barli terburu buru…Bagaimanapun aku merasa aku ikut memiliki bayi ini
Sin…
“Takdirku
mengharuskan aku menjadi seorang ibu tanpa seorang suami Bar..dan aku siap akan
takdirku….”
“Tidak
!!!” kata Barli dengan tegas…”singkirkan omongan tentang takdir itu “
Aku
meneteskan air mata…”yah inilah takdirku”
Barli
memelukku…entah kenapa..aku merasa damai dipelukannya…
Tanpa
terasa pelukan Barli tidak sampai disitu…Barli mengecup bibirku…dan aku
membalasnya…
Yah
Tuhannn…aku membalas ciuman Barli….
“Sorry….buru
buru Barli melepaskanku…”aku termangu..diam
dan tak tau harus bagaimana.
Malamnya
aku tidak bisa tidur..aku gelisah…aku memikirkan kenapa aku mau membalas ciuman
Barli
Kubuka
dan kubaca…
Dear
Sinta Sahabatku sayang…
“Aku
merasa bahagia kau menemukan mimpimu,mimpi seorang wanita untuk menjadi ibu …“Sin…kau
telah menemukan kodratmu …
“Aku
mulai tersadar setelah bersamamu,aku mulai merasa menjadi laki laki…
hari hari
bersamamu membuat aku sadar bahwa aku mulai mencintaimu…
Caramu
memperlakukanku..ketegaran…dan perhatianmu itulah yang membuat aku semakin
membutuhkanmu .
“Aku
menginginkanmu lebih dari sekedar sahabat…
Selama
ini aku salah ..menyayangimu berbeda dengan cara aku menyayangi Ivan,pacarku di
Jepang….
“Aku
mulai merasakan Cinta yang belum pernah aku rasakan sebelumnya terhadap
wanita…aku merasa dibutuhkan…
“Aku
malu terhadapmu Sin…aku bukan lagi Barli sahabat gay mu yang dulu….”
“Aku
mencintaimu….aku tau kau akan Jijik terhadapku…”
“Aku
tak sanggup untuk jauh darimu…”
“Aku
akan ke jepang untuk memutuskan pilihanku pada Ivan “
“Aku
akan pergi darimu jika itu yang kau inginkan”
“Sin…tolong
jangan marah padaku….selekasnya aku akan menceraikanmu..”
Kelihatannya
aneh juga jika Barli benar benar menjadi suamiku.
Apakah
ini Mukjizat,ataukah sekedar kebosanan Barli dengan hubungan sejenis.
Aku
bingung tapi bahagia…”Apa Barli sedang menimba kebajikan dari suatu kehilafan “
“Apa
cinta sesederhana itu “..
Beribu
pertanyaan mampir di benakku…
Dua
hari kepergian Barli…membuat aku merasa kehilangan…
Akhirnya
aku putuskan …aku akan menerima Barli …
“Aku bahagia…menjadi seorang ibu dan aku
besyukur karena aku bisa menerima keinsyafan
Barli”
Amazing…..
“Aku
akan menelfonnya besok sore ….”
“Aku
menunggu beberapa menit,tapi seperti sekian jam …tapi hubungan telfon dengan
Barli tidak terjalin
Keesokan
harinya kucoba menelfon Barli kembali…
“Haloo..suara
berat diseberang sana
terdengar kesal…
Itukah
Ivan…
“Dia
sudah balik ke Jakarta
!! “ kalimat ketus itulah yang kudengar kala aku menanyakan keberadaan barli
“Jangan
pernah menelfon kesini lagi….” Suara bantingan telfonpun mengagetkan telinga.
“Ya Tuhan…Barli ada di Jakarta..kemana dia…mengapa dia tidak menghubungiku…”
“Ya Tuhan…Barli ada di Jakarta..kemana dia…mengapa dia tidak menghubungiku…”
Pintu
diketuk….tidak diduga…kulihat Barli ada disana …dengan wajah memelas…
“Sinta…maafkan
aku…aku mencintaimu…maukah kau menikah denganku….”
Ungkapan
yang mendadak ini serasa bagai suatu yang mengangetkan..
Belum
sempat aku sadar,Barli mencium bibirku dengan begitu lembut…
“jangan
pernah berbohong pada hati kecilmu Sin…cinta itu suatu kemauan merdeka dan
tidak sepi dari noktah noktah kesedihan mengintip jalannya takdir…”
“Aku
pasrah dalam lembut bibirnya…dan saat tersadar aku hanya berkata…”Aku
mencintaimu Barli “…..
( Repost 2005 )