Selasa, 03 Mei 2016

Batas Nalar

Mau sampai mana Anda melangkah? Pasti ada sesuatu yang membatasi? Bahkan dalam pikiranmu yang luas dan katanya tak terbatas itu, ada banyak "batas" yang tak terlewati.
Eureka... Adalah luapan kegembiraan Archimedes saat akhirnya menemukan hukum berat massa jenis utk menghitung volume dan isi sesuatu benda. Archimedes bergembira krn setalah melewati rangkaian waktu yg panjang lewat teori2 yg dikuasainya belum juga menemukan jawaban hingga ia masuk ke bak mandi dan menumpahkan air seukuran besar tubuhnya.

Eureka... Lihat... Ada "peristiwa" sederhana yg menembus batas.
Ini persis sama seperti Issac Newton menemukan hukum gravitasi, saat secara tak sengaja ia menyaksikan jatuhnya buah apel dari pohonnya. Atau seperti Percy Lebaron Spencer yg secara tdk sengaja saat ia sedang berdiri di dekat sebuah magnetron yang sedang hidup, Spencer mendapati bahwa batang coklat di sakunya meleleh. Pikirannya yang tajam segera mengerti bahwa itu adalah akibat gelombang mikro. Pengalamannya ini yg kemudian memicu gagasan pembuatan Microwafe untuk memasak atau menghangatkan masakan.

Maka kalau sekedar pintar menghangatkan, seorang istri bisa disebut sebagai Microwife, kalo dia pintar masak baru boleh disebut sebagai Truewife hahahaha....
Nah, apa yg baru saja sy paparkan itu, cara sederhana dlm memahami pikiran yg katanya tak terbatas itu, lalu ada "PERAN" lain dari yg Maha Tak terbatas mewujudkannya.

Maka, kenali batas-batas itu lalu biarkan Yang Maha Tak terbatas membuat Anda Menembus Batas.

Caranya? Aktifkan proses kreatif berfikir lalu bertindak sederhana-lah! Jangan jumawa dengan kepintaran apalagi sekedar popularitas. Tuhan tidak megizinkan pakaian kesombongan itu dikenakan makhluq-Nya.
Jadi, sekali lagi.... Aktifkan nalar kreatif lalu bertindak sederhanalah!

-Ustad NH-

Senin, 02 Mei 2016

Terjebak

"Dalam pembelajaran di bidang agama, saya mengkhawatirkan sebagian guru dan orang tua terjebak pada target beragama ala khawarij; hitamkan saja jidatmu, habiskan malammu dengan tahajud, isi siangmu dengan puasa, tuntaskan 30 juz hafalanmu, lalu habiskan siapa saja yang berbeda faham denganmu!"

-Ustad NH-

Minggu, 01 Mei 2016

KTP ku untuk.....

Di sebuah Group sosmed yang berisi pecinta dan aktivis da'wah pernah ada candaan tentang KTP. Candaannya sendiri tidak terlalu penting hingga saya turut posting komentar, "KTP saya buat Ahok."
Mendadak candaan berhenti.

Satu dua mulai ada yang mempertanyakan, aku menjawab apa adanya, lalu tiba-tiba saja ada postingan lain, "hukum memilih pemimpin kafir", lalu beberapa kiriman meme yang bisa dibilang lebih kepada penghinaan atas diri Ahok yang Cina, Kasar dan Galak.

Dalam hitungan detik, forum candaan itu itu telah berubah menjadi ajang hujatan, caci maki, fitnah, diskriminasi, etc. sebuah kebencian yang bahkan telah melintasi kalam Tuhan, "Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil."

Sebuah perkumpulan, meskipun atas nama da'wah, belum menjamin ada kesantunan da'wah di dalamnya, apalagi sih akhlaq al-karimah yang merupakan fundamental concept bagi gerak da'wah itu sendiri.

-Ustad NH-

Sabtu, 30 April 2016

Ambigu


Fahamkan ini diriku...
Kita punya ribuan majelis ta'lim
Ribuan madrasah dan pesantren
Ribuan kali tabligh akbar digelar
(Baik off air atau on air di media)
Ribuan ormas yg gempita dgn bendera

Tapi ketidakteraturan masih amat nyata
Kebersihan dan keindahan sikap nyaris sirna
Lisan mencaci, jemari memaki semakin menjadi-jadi

Tabligh akbar menyisakan lautan sampah
Tausiyah menjadi ajang kelakar dan umbar tawa
Da'wah menyuguhkan fitnah dan adu domba


Gempita bendera mengacaukan lalu lintas dengan jumawa

Apa makna takbir mengguncang panggung tabligh? Apa manfaat kelucuan mengocok perut? Atau galak memekik memaki musuh yg tak dimengertinya? Atau melarut dalam keanehan simbol hanya pada batu akik?

Lebih dari 1200 tahun silam, da'wah di semesta eropa menghasilkan karya hebat, arsitektur penuh makna, perpustakaan sarat ilmu, sains dan teknologi yg mumpuni, kesalehan yg esoterik, geliat peradaban yg mendunia.
Wa amma di negeriku, kau faham diriku, apa tema da'wah di pentas tabligh kita?
Lelucon, marah2, saling fitnah, umbar tawa, mengulang tema, isi padat kekosongan agenda lalu mengawasi ketat perolehan berapa?
Innâ lillâh...😢
 
Jangan bermimpi membangun negeri
Mulai saja dari lingkungan sendiri
Karena perjalanan sehari harus dimulai sejak dini hari
Mari agendakan perubahan hakiki

Kebersihan, kerapihan dan ketertiban
Keindahan, kesantunan dan kearifan
Keta'atan, kesadaran dan kesalehan


-Ustad NH-

Jumat, 29 April 2016

Nafsu Bid'ah


Nafsu beribadah bisa membuat ibadah kita tercampuri nafsu, nafsu ingin masuk syurga, nafsu ingin jadi orang sholeh, nafsu jadi merasa benar, lalu pada tataran komunal akan membentuk nafsu primordial, kesukuan, keorganisasian dan sekte.
Lalu di mana letak kemurnian dan ketulusan ibadah, padahal Allah menyeru dalam surat al-bayyinah ayat 5: "Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan keta'atan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus"

Maka sederhanalah dalam menjadi sholeh, bahkan gelar "ustadz" bukan jaminan kesalehanmu. kesederhanaan dalam seimbangnya taqwa dan amal sholeh merupakan prasyarat menjadi insan yang terbaik (khair al-bariyyah).

Bahkan di bumi mekkah yg diberkati, arogansi nafsu sering menodai ibadah, saksikan transaksi bisnis mengecup hajar aswad, saling sikut, injak dan dorong demi mencium batu hitam nan suci, bercampurnya dalam -dempetan yg perih- antara laki2 dan perempuan.... Aah, bahkan untuk sekedar mengecup batu syurga sebagian mereka menampilkan yg bukan prilaku ahli syurga.

Berteriak anti bid'ah tapi dengan cara2 yg lebih bid'ah... Seorang jamaah aku perhatikan mengajak salaman ke teman kiri-kanannya, lalu teman di sebelah kirinya menepuk keras (lebih tepat disebut memukul krn kerasnya) sambil berkata, "ini bid'ah gak diajarkan Rosul", lalu keluar kalimatku berseloroh: "engkau menegur seseorang bid'ah dgn cara bid'ah, krn kelembutan nabi tak pernah memukul orang dg cara arogan dan menyakiti!
Mari memaknai kesalehan kita....

- Ustad NH -

Kamis, 28 April 2016

(QS 77:25-26)

(SHSA, Satu Hari Satu Ayat)

"Bukankah telah Kami ciptakan bumi sebagai tempat berkumpul orang yang hidup dan orang yang mati?" (QS 77:25-26)