Minggu, 08 Mei 2016

ketidakteraturan

di jalan, di kantor, di rumah di hampir setiap ruang kehidupan, ketidaktertiban hadir dgn warna yg amat dominan. Ketidaktertiban juga disebut dgn ketidakteraturan. Pelakunya kerap di sebut problem maker, si rusuh yg tdk peduli keadaan sekitar.
mengapa menjadi si rusuh? setelah semesta dicipta pada ekosistem yg sudah ditata keteraturannya. Fahamilah... Jalan lurus itu bukan bentangan koridor tanpa belokan. Jalan lurus itu kesetiaan pada sistem. Saat sang pencipta telah membuat skenarionya dgn baik, Dia sangat mengerti bagaimana ending-nya!
jalan lurusmu itu penuh kelokan, menanjak, menurun, terjal, mendaki, berlubang, tapi kau tetap setia mengikuti sunnah-Nya. 

Mengalirlah...seperti air yg setia mengaliri sungai. Sifatnya air, mengalir ke dataran yg lebih rendah. Ia begitu setia, mengikuti sunnah. 

Para pendosa yg tdk merasa berdosa berada pada quadrant ketidakteraturan, ia sengaja memilih jalan yg bukan kelurusan, ia memilih menjadi fatalis. Para pelaku ibadah yg tdk merasa berdosa memilih jalan utopis. Para pendosa yg sekedar menjalani fungsi sosial memilih jalan pragmatis. Para pelaku ibadah yg merasa berdosa lalu bergerak dalam kesadaran utk memperbaiki diri lalu merayakan kesalehan sosial memilih jalur spiritualis.

Lalu bagaimana engkau mengenali pahala bila tak mengerti dosa? Bagaimana engkau mengerti syurga bila tdk mengenali neraka? Maka berdzikirlah di tempat orang lupa berdzikir! Beribadahlah di tempat orang tdk beribadah! Ingatlah Dia di tempat orang lupa!

Mengertilah, pasokan potensi baik sejak awal sdh full terisi dalam tanki hatimu, ia menjadi berkurang karena berdosa itu dirasa lebih ni'mat 😁 Maka penuhi tangki dosamu, agar keni'matan maksimum menyesakkan dadamu, puasilah dalam sesaknya nista, agar ada titik rindu dari panggilan kelopak tangismu.

Keteraturanmu.. bila telah menghakimi ketidakteraturan, sesungguhnya telah menjebakmu pada ketidakteraturan yg baru.

-Ustad NH-

Tidak ada komentar: